Author : Goo Ah Rin a.k.a Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre : Romance , Friendship
Main Cast : Amber f(x), Choi Minho SHINee, Krystal Jung f(x)
Length : Oneshot
Rating : PG- 15
_Don't be plagiator! R, C,L tidak dibutuhkan tapi disarankan_
^_^V
~Amber’s P.O.V~
Mentari pagi mulai masuk ke sela-sela kamar. Kupaksakan mataku tuk terbuka
dan segera melakukan beberapa ritual pagi seperti biasa. Setelah selesai baru deh berangkat ke sekolah. La
la la la .. berangkat sekolah ditemani sepeda kesayanganku. Walau udah tuwir
alias menemaniku hampir 7 tahun, tapi ia masih setia lho. Kuparkir sepedaku
ketika sampai dan mulai masuk ke kelas.
“sstss..” bisik temanku.
“kenapa? Keselek kadal ya?” ucapku ngejek.
”enak aja, sembarangan! Amit-amit dah!” ujarnya
lagi.
”gimana?” tanyaku.
”gimana apanya?” tanyanya.
”ya elah, gimana kemaren jadi belum nembaknya?”
tanyaku mendesak.
”err..gimana yah? Hehehe.. liat aja besok. Kemaren
gagal gara-gara ujan, sialan tuh ujan. Giliran mau nembak eh nongol, giliran
enggak malah terang. Sial bener nasibku!” jawabnya ketus.
”hahaha..belum rezeki itu namanya. Sabar , Min! Jodoh gak kemana.” jawabku santai.
”wkwkwk...iya yah. Mentang-mentang situ udah punya
pacar aja. Ada-ada aja lu.” tawanya. Tawaku pun menyusulnya. Ya, di sahabatku,
Minho namanya. Ganteng loh! Dia sebenernya bandel tapi gara-gara waktu itu aku
tolongin dia waktu di gebukin preman, akhirnya dia tobat. Hahaha.. aku baik
kan.
Hari
ini Minho janji buat ngajakin aku nonton cz ada film action yang katanya sih bagus
buat di tonton. Yah, semoga aja. 1 jam nunggu, lumayan mulai kesel. 1,5 jam
udah bosen,. Lama-kelamaan jadi 2 jam nunggu. Aku putusin buat gak jadi nonton
dan berbalik pulang.
”hoy!” suara tepukan di pundakku.
”heh! Lu kemana aja hah! Udah pegel nih badan nungguin elu! Udah ah, mau pulang!”
aku ngambek.
”eh, entar dulu dong,Am..Amber..hey...hey dengerin
dong. Barusan ada kecelakaan di jalan waktu aku mau ke sini. Ternyata itu
tetangga aku, jadinya aku nungguin dulu sampek keluarganya dateng. Pliss..,Am.
Maafin aku yah? Ya ya ya??” Minho nyembah-nyembah di depan aku.
”Au’ ah, aku mau pulang!” kuhiraukan permintaan
maafnya dan langsung pulang.
Esoknya,
masih tetap sama. Aku mulai mengayuh sepedaku ke sekolah. Sampai di perempatan
pertama kurasakan ada sesuatu yang datang dari arah kiriku dan langsung
menghantamku begitu saja. Kucoba buka kedua mata dan mulai beranjak kembali
untuk meneruskan perjalananku. Baru 5 kayuhan aku menoleh ke belakang.
”kenapa orang-orang itu mengerumuni mobil itu
tadi? Ah, sudahlah, yang penting aku gak apa-apa.” langsung kukayuh sepedaku
begitu saja.
Sampai
di sekolah, kulihat semuanya diam. Ku masuk ke dalam kelas, semua teman-temanku
muram. Aku bingung, malah kali ini tambah bingung. Bel pun berbunyi, semua
duduk dengan tenang. Tak ada satu orang pun yang berani berucap. Onew, ketua
kelasku pun memulainya di depan kelas.
” hari ini, adalah hari yang tidak ketahui apapun
yang terjadi. Jika hari ini adalah kelahiran, maka akan lahir sebuah generasi
baru. Jika ini kematian maka usai sudah apa yang kita perjuangkan selama ini.
Hari ini kita tahu bahwa kita telah kehilangan sosok yang sangat kita sayangi dan
sangat kita cintai....” Onew
seperti menitikkan air mata dan tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Aku makin
bingung dengan ini semua. Siapa
yang meninggal hari ini? Kulihat semua masuk, apa mungkin kelas lain?. Kulihat
Minho maju dan membawa sebuah foto, foto itu masih dibalik jadi aku tidak tahu
siapa yang dimaksud.
”aku tidak tahu kenapa bisa secepat ini. Baru saja
kemarin aku bercanda ria dengannya dan baru saja kemarin aku membuatnya marah
dan aku belum menerima maaf darinya.” Degg! Aku diam, ini mirip denganku. Hanya
aku yang kemarin pergi dengannya dan membuatku marah. Kulihat tanganku, ini
makin menghilang hanya tinggal bayangan. Apa mungkin itu aku? Saat Minho
membalikkan foto itu tadi. Betapa terkejutnya aku. Itu adalah fotoku. Terlihat
semua temanku mulai menangis. Ya Tuhan, jika ini memang jalanmu aku ikhlas.
@Tommorrow
Hari
ini kelas nampak sepi, padahal hari ini ada penilaian musikalisasi puisi.
Biasanya banyak teman-temanku yang berlatih. Kulihat Minho juga semakin murung.
Aku mencoba duduk di sebelahnya. Ia bergerak dan melihat ke arahku, tapi aku
yakin ia tidak bisa melihatku.
”kenapa semua ini bisa terjadi? Harusnya tak kau
ucapkan kalimat itu saat itu.” gumam Minho.
~flashback~
~Minho’s P.O.V~
”woy!
Diliatin aja, buruan tembak sono. Keburu diambil orang ntar nyesel lho.” kaget
Amber.
”biarin
napa. Orang diliatin doang aja udah puas kok.” jawabku asal.
”beneran?
Kemarin aku lihat dia lagi gandengan loh ama si Nickhun.” goda Amber.
”jjinja?
Oddie, Am?? Hancur sudah harapanku.” ujarku kesal.
”di
jalan. Soalnya Krystal mau nyebrang, makanya si Nickhun ngebantuin.” jawab
Amber watados. *wajah tanpa dosa,red*
*pletak*
satu jitakan mendarat dengan mulus di kepala Amber. Refleks, Amber memegangi
bekas jitakanku.
”YA!
Kau pikir tidak sakit apa! Aish, awas saja kau kapan-kapan aku balas.” sumpah
serapah mulai keluar dari mulut Amber.
”aigoo..neomu
yepposeo!” gumamku mengabaikan perkataan Amber.
”buruan
tembak! Apa mau nunggu aku mati dulu baru berani nembak hah!! Dasar Pengecut!”
teriak Amber dan kemudian beralih meninggalkanku.
”Mworago??”
ucapku tidak memperhatikan kata-kata Amber.
~flashback end~
”walaupun aku tidak memperhatikan dengan baik
kalimat waktu itu, tapi aku menyesal membuatnya berkata seperti itu.” gumamku
lagi.
”anak-anak, 15 menit lagi akan ada penilaian di
panggung Auditorium. Silahkan bersiap-siap disana!” kata Mrs. Shi.
”Baik, Bu!” jawab anak-anak kompak. Semua
teman-temanku mulai meninggalkan kelas dan beralih ke Auditorium. Aku hanya
bisa berjalan lesu. Pikiranku mulai berkecamuk. Satu hal yang paling aku
pikirkan ’apakah ini saatnya aku mengutarakan maksudku pada Krystal?’. Satu per
satu kelompok mulai selesai, dan kini tiba kelompokku. Kelompokku berakhir
sukses walau dengan sedikit senyum yang dipaksakan dariku. Semua selesai, masih
ada waktu 15 menit lagi. Aku berbisik pada Jonghyun dan IU teman sekelasku.
Mereka mengangguk pertanda setuju apa yang kubisikkan. Kami mulai naik ke atas
panggung lagi. Semua mata melihat ke arah kami.
”walau ini terlihat sumbang di telingamu, tapi
dengarkan isi hatiku sejenak saja.” kata Minho. ”this is for you, Krystal
Jung!” sambungnya lagi. Krystal hanya bisa tersipu malu dengan apa yang
diperbuat olehku. IU memulai petikan gitarnya. Jonghyun mulai bernyanyi
,sesekali IU juga ikut menyanyi.
Hello, hello, nareum
daero yongil naesseoyo
Hello, hello, jamshi
yaegi hallaeyo
Hello, hello, naega jom
seotuljin mollado
(aku
tak tahu bagaimana perasaanmu sekarang)
Who knows eojjeom urin,
oh yeah
(siapa
tahu kita)
Cheo-eumeun
anijyo sashil malhaja myeon
(jujur
ini bukan pertama kalinya)
sarando
ibyeoldo haebwajyo
(aku
pernah mencinta & tak pernah patah hati sebelumnya)
Hajiman eoryeowoyo
imareul mideojwoyo
(tetapi
ini sulit, percayalah pada kata-kataku)
Geudaeneun dallayo
(kamu
berbeda)
Hello, hello, ibeonen nareul da
geolgeyo
Hello, hello, oh yeah, baby,
baby, baby girl
Hello, hello jigeumeun
eotteolji mollado
Who knows eojjeom urin
(siapa
tahu kita)
Hello, hello, oh yeah
Aku mulai nge-rap.
Hello, nae gyeoteul
maemdon geu shigan deureul gyesok
(hello,
wakrtu yang kuhabiskan di sisimu)
Geu eotteon gippeum
gwado bigyo motae no more, geudael ijen pyohyeon halsu eopgo
(tak
bisa dibandingkan dengan kebahagiaan lainnya)
Hello, hello, naege
gihwereul jwoyo
(hello,
hello, aku tak bisa mengekspresikannya padamu)
Nae soneul japneun
damyoen never let you go, ireonge sarangi myeon jeoldae an nochyeo
(hatiku
menginginkanmu tak akan biarkan kau pergi)
Jonghyun mulai menumpuk
kata-kata rapku.
Hello, hello, geure
jigeumeun eotteoji mollado
Who knows, uri duri
(siapa
tahu kita berjodoh?)
Unmyeongil jimolla
Hello, hello
Semua orang bertepuk
tangan melihat penampilan kami. Aku menatap ke arah mata Krystal dan berbicara
tanpa suara.
“saranghae”
Kulihat gelagat Krystal
yang sedikit tapi kemudian ia mengangguk. Aku tos dengan IU dan Jonghyun
sekaligus berterimakasih pada mereka. Kulihat sekelebat banyangan Amber di
bawah panggung, ia tersenyum ke arahku. Kukatakan..
“gomawo!” air mataku
menetes dan tiba-tiba bayangan itu mulai pudar dan menghilang.
_END_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar