Cari Blog Ini

Sabtu, 19 November 2011

Say It Now



Author : Goo Ah Rin a.k.a Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre : Romance , Friendship
Main Cast : Amber f(x), Choi Minho SHINee, Krystal Jung f(x)
Length : Oneshot
Rating : PG- 15
_Don't be plagiator! R, C,L tidak dibutuhkan tapi disarankan_
^_^V

~Amber’s P.O.V~
            Mentari pagi mulai masuk ke sela-sela kamar. Kupaksakan mataku tuk terbuka dan segera melakukan beberapa ritual pagi seperti biasa. Setelah selesai baru deh berangkat ke sekolah. La la la la .. berangkat sekolah ditemani sepeda kesayanganku. Walau udah tuwir alias menemaniku hampir 7 tahun, tapi ia masih setia lho. Kuparkir sepedaku ketika sampai dan mulai masuk ke kelas.
“sstss..” bisik temanku.
“kenapa? Keselek kadal ya?” ucapku ngejek.
”enak aja, sembarangan! Amit-amit dah!” ujarnya lagi.
”gimana?” tanyaku.
”gimana apanya?” tanyanya.
”ya elah, gimana kemaren jadi belum nembaknya?” tanyaku mendesak.
”err..gimana yah? Hehehe.. liat aja besok. Kemaren gagal gara-gara ujan, sialan tuh ujan. Giliran mau nembak eh nongol, giliran enggak malah terang. Sial bener nasibku!” jawabnya ketus.
”hahaha..belum rezeki itu namanya. Sabar , Min! Jodoh gak kemana.” jawabku santai.
”wkwkwk...iya yah. Mentang-mentang situ udah punya pacar aja. Ada-ada aja lu.” tawanya. Tawaku pun menyusulnya. Ya, di sahabatku, Minho namanya. Ganteng loh! Dia sebenernya bandel tapi gara-gara waktu itu aku tolongin dia waktu di gebukin preman, akhirnya dia tobat. Hahaha.. aku baik kan.
            Hari ini Minho janji buat ngajakin aku nonton cz ada film action yang katanya sih bagus buat di tonton. Yah, semoga aja. 1 jam nunggu, lumayan mulai kesel. 1,5 jam udah bosen,. Lama-kelamaan jadi 2 jam nunggu. Aku putusin buat gak jadi nonton dan berbalik pulang.
”hoy!” suara tepukan di pundakku.
”heh! Lu kemana aja hah! Udah pegel nih badan nungguin elu! Udah ah, mau pulang!” aku ngambek.
”eh, entar dulu dong,Am..Amber..hey...hey dengerin dong. Barusan ada kecelakaan di jalan waktu aku mau ke sini. Ternyata itu tetangga aku, jadinya aku nungguin dulu sampek keluarganya dateng. Pliss..,Am. Maafin aku yah? Ya ya ya??” Minho nyembah-nyembah di depan aku.
”Au’ ah, aku mau pulang!” kuhiraukan permintaan maafnya dan langsung pulang.
            Esoknya, masih tetap sama. Aku mulai mengayuh sepedaku ke sekolah. Sampai di perempatan pertama kurasakan ada sesuatu yang datang dari arah kiriku dan langsung menghantamku begitu saja. Kucoba buka kedua mata dan mulai beranjak kembali untuk meneruskan perjalananku. Baru 5 kayuhan aku menoleh ke belakang.
”kenapa orang-orang itu mengerumuni mobil itu tadi? Ah, sudahlah, yang penting aku gak apa-apa.” langsung kukayuh sepedaku begitu saja.
            Sampai di sekolah, kulihat semuanya diam. Ku masuk ke dalam kelas, semua teman-temanku muram. Aku bingung, malah kali ini tambah bingung. Bel pun berbunyi, semua duduk dengan tenang. Tak ada satu orang pun yang berani berucap. Onew, ketua kelasku pun memulainya di depan kelas.
” hari ini, adalah hari yang tidak ketahui apapun yang terjadi. Jika hari ini adalah kelahiran, maka akan lahir sebuah generasi baru. Jika ini kematian maka usai sudah apa yang kita perjuangkan selama ini. Hari ini kita tahu bahwa kita telah kehilangan sosok yang sangat kita sayangi dan sangat kita cintai....” Onew seperti menitikkan air mata dan tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Aku makin bingung dengan ini semua. Siapa yang meninggal hari ini? Kulihat semua masuk, apa mungkin kelas lain?. Kulihat Minho maju dan membawa sebuah foto, foto itu masih dibalik jadi aku tidak tahu siapa yang dimaksud.
”aku tidak tahu kenapa bisa secepat ini. Baru saja kemarin aku bercanda ria dengannya dan baru saja kemarin aku membuatnya marah dan aku belum menerima maaf darinya.” Degg! Aku diam, ini mirip denganku. Hanya aku yang kemarin pergi dengannya dan membuatku marah. Kulihat tanganku, ini makin menghilang hanya tinggal bayangan. Apa mungkin itu aku? Saat Minho membalikkan foto itu tadi. Betapa terkejutnya aku. Itu adalah fotoku. Terlihat semua temanku mulai menangis. Ya Tuhan, jika ini memang jalanmu aku ikhlas.

@Tommorrow
            Hari ini kelas nampak sepi, padahal hari ini ada penilaian musikalisasi puisi. Biasanya banyak teman-temanku yang berlatih. Kulihat Minho juga semakin murung. Aku mencoba duduk di sebelahnya. Ia bergerak dan melihat ke arahku, tapi aku yakin ia tidak bisa melihatku.
”kenapa semua ini bisa terjadi? Harusnya tak kau ucapkan kalimat itu saat itu.” gumam Minho.
~flashback~
~Minho’s P.O.V~
”woy! Diliatin aja, buruan tembak sono. Keburu diambil orang ntar nyesel lho.” kaget Amber.
”biarin napa. Orang diliatin doang aja udah puas kok.” jawabku asal.
”beneran? Kemarin aku lihat dia lagi gandengan loh ama si Nickhun.” goda Amber.
”jjinja? Oddie, Am?? Hancur sudah harapanku.” ujarku kesal.
”di jalan. Soalnya Krystal mau nyebrang, makanya si Nickhun ngebantuin.” jawab Amber watados. *wajah tanpa dosa,red*
*pletak* satu jitakan mendarat dengan mulus di kepala Amber. Refleks, Amber memegangi bekas jitakanku.
”YA! Kau pikir tidak sakit apa! Aish, awas saja kau kapan-kapan aku balas.” sumpah serapah mulai keluar dari mulut Amber.
”aigoo..neomu yepposeo!” gumamku mengabaikan perkataan Amber.
”buruan tembak! Apa mau nunggu aku mati dulu baru berani nembak hah!! Dasar Pengecut!” teriak Amber dan kemudian beralih meninggalkanku.
”Mworago??” ucapku tidak memperhatikan kata-kata Amber.
~flashback end~
”walaupun aku tidak memperhatikan dengan baik kalimat waktu itu, tapi aku menyesal membuatnya berkata seperti itu.” gumamku lagi.
”anak-anak, 15 menit lagi akan ada penilaian di panggung Auditorium. Silahkan bersiap-siap disana!” kata Mrs. Shi.
”Baik, Bu!” jawab anak-anak kompak. Semua teman-temanku mulai meninggalkan kelas dan beralih ke Auditorium. Aku hanya bisa berjalan lesu. Pikiranku mulai berkecamuk. Satu hal yang paling aku pikirkan ’apakah ini saatnya aku mengutarakan maksudku pada Krystal?’. Satu per satu kelompok mulai selesai, dan kini tiba kelompokku. Kelompokku berakhir sukses walau dengan sedikit senyum yang dipaksakan dariku. Semua selesai, masih ada waktu 15 menit lagi. Aku berbisik pada Jonghyun dan IU teman sekelasku. Mereka mengangguk pertanda setuju apa yang kubisikkan. Kami mulai naik ke atas panggung lagi. Semua mata melihat ke arah kami.
”walau ini terlihat sumbang di telingamu, tapi dengarkan isi hatiku sejenak saja.” kata Minho. ”this is for you, Krystal Jung!” sambungnya lagi. Krystal hanya bisa tersipu malu dengan apa yang diperbuat olehku. IU memulai petikan gitarnya. Jonghyun mulai bernyanyi ,sesekali IU juga ikut menyanyi.
Hello, hello, nareum daero yongil naesseoyo
Hello, hello, jamshi yaegi hallaeyo
Hello, hello, naega jom seotuljin mollado
(aku tak tahu bagaimana perasaanmu sekarang)
Who knows eojjeom urin, oh yeah
(siapa tahu kita)
Cheo-eumeun anijyo sashil malhaja myeon
(jujur ini bukan pertama kalinya)
sarando ibyeoldo haebwajyo
(aku pernah mencinta & tak pernah patah hati sebelumnya)
Hajiman eoryeowoyo imareul mideojwoyo
(tetapi ini sulit, percayalah pada kata-kataku)
Geudaeneun dallayo
(kamu berbeda)

Hello, hello, ibeonen nareul da geolgeyo
Hello, hello, oh yeah, baby, baby, baby girl
Hello, hello jigeumeun eotteolji mollado
Who knows eojjeom urin
(siapa tahu kita)
Hello, hello, oh yeah

Aku mulai nge-rap.
Hello, nae gyeoteul maemdon geu shigan deureul gyesok
(hello, wakrtu yang kuhabiskan di sisimu)
Geu eotteon gippeum gwado bigyo motae no more, geudael ijen pyohyeon halsu eopgo
(tak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan lainnya)
Hello, hello, naege gihwereul jwoyo
(hello, hello, aku tak bisa mengekspresikannya padamu)
Nae soneul japneun damyoen never let you go, ireonge sarangi myeon jeoldae an nochyeo
(hatiku menginginkanmu tak akan biarkan kau pergi)

Jonghyun mulai menumpuk kata-kata rapku.
Hello, hello, geure jigeumeun eotteoji mollado
Who knows, uri duri
(siapa tahu kita berjodoh?)
Unmyeongil jimolla
Hello, hello

Semua orang bertepuk tangan melihat penampilan kami. Aku menatap ke arah mata Krystal dan berbicara tanpa suara.
“saranghae”
Kulihat gelagat Krystal yang sedikit tapi kemudian ia mengangguk. Aku tos dengan IU dan Jonghyun sekaligus berterimakasih pada mereka. Kulihat sekelebat banyangan Amber di bawah panggung, ia tersenyum ke arahku. Kukatakan..
“gomawo!” air mataku menetes dan tiba-tiba bayangan itu mulai pudar dan menghilang.

_END_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar