Cari Blog Ini

Sabtu, 19 November 2011

Sahabatku , Detak Jantungku


Author : Goo Ah Rin a.k.a Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre : Tragedy, Friendship
Main Cast : SNSD Yoona , Seohyun, Infinite L
Cameo : Super Junior Kyuhyun, SHINee Key
Lenght : Oneshot
Rating : PG - 13


Nada alarm dari sebuah telepon genggam memenuhi ruangan kamar. Sesosok anak perempuan beranjak dari tempat tidurnya dan berusaha untuk bangun. Mentari pagi yang memancarkan sinarnya memaksa masuk ke sela-sela jendela kamar. Ia menguap sejadi-jadinya dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual pagi yang kedua. Setelah selesai , ia langsung mengenakan pakaian seragamnya dan langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan. “Assalamu’alaikum” pamitnya pada kedua orang tuanya.
Dia Yoona. Sebuah sepeda fiksi mengantarkannya menuju ke sekolah tempat ia “mengadu nasib”. Setelah sampai, ia memarkir sepeda dan mulai berjalan untuk ke kelasnya. Sejenak ia berhenti untuk melihat pot-pot bunga di depan kelasnya. Miris sekali. Ada tanaman yang mati. Ckckck.. ia heran setiap kali ia masuk ke kelas pasti ada saja tanaman yang mati. Angin tiba-tiba berhembus kencang menerpanya. Tiba-tiba HPnya berbunyi. Dilihatnya pada layar handphonenya.
“privat number? Siapa lagi ini? Aneh.” Gumamnya dalam hati. Yoona melihat pot-pot bunga itu lagi.
“Yoona? Kau melamun lagi?” kata salah seorang yang mendekati Yoona. Yoona menoleh.
“eh, Seo? Ya, Ada apa?” Yoona bertanya ternyata benar ia melamun.
“Hari ini ada ulangan  fisika dadakan. Barusan ada yang ngasih tau ke kelas kita.” Kata Seohyun.
“oh.. ya sudah sana belajar.” Yoona mengalihkan pandangannya. Seohyun hanya bisa pasrah apabila temannya yang satu itu paling malas diajak belajar fisika. “Kamu tau kan alasannya. Udah sana.”
            Dan benar saat jam fisika diadakan ulangan. Yoona hanya bisa pasrah dengan hasil yang ia terima setelah ulangan itu. Ia yakin pasti hasilnya seperti biasa alias tetap. Menurut Yoona, ia belajar atau tidak itu sama saja. Hasilnya tidak akan merubah keadaan. Ia menganggap semua itu “kutukan” yang menghantuinya setelah dikutuk oleh guru fisikanya sendiri. “Kau itu BODOH!!”. Entah guru itu memang sengaja atau tidak tapi yang jelas setelah guru fisika mengatakan hal itu kepada Yoona, semua keadaan jadi berubah. Nilai fisika Yoona dahulu yang tidak pernah mendapat predikat remidi sekarang dia menjadi langganan remidi.
            Bel pulang pun berdering. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang. Yoona menunggu Yoona untuk pulang bersama di teras sekolah. Ia mengamati sekeliling teras itu. Ada yang menarik perhatian Yoona. Matanya terhenti pada sesosok laki-laki yang sedang duduk teras sambil membaca buku. Ia amati laki-laki itu dengan seksama. Laki-laki itu tampan, tubuhnya jangkung, dan berkaca mata. Yoona mengamatinya lagi dan mulai berpikir apa yang membuatnya begitu tertarik dengan laki-laki itu. Laki-laki itu merasakan ada yang mengamatinya lalu menoleh pada tempat Yoona berdiri. Yoona langsung melempar pandangannya ke arah jalan berharap ada sesuatu yang bisa ia datangi jadi ia tidak perlu berlama-lama untuk dicurigai oleh laki-laki tadi. Untung saja Seohyun melambaikan tangannya pada Yoona di seberang jalan, Yoona beranjak dari tempat itu dengan mengabaikan pandangan laki-laki tadi.
            2 jam kemudian, Yoona bergegas menuju tempat bimbelnya. Yoona sampai disana lebih dahulu bahkan sebelum guru bimbelnya datang. Berhubung Yoona mengantuk saat itu, ia memilih untuk tidur sebentar di kursi sambil ditemani headset kesayangannya. Jam menunjukkan hampir pukul 4, Yoona bangun dari tidurnya karena ada yang membangunkannya. Yoona mengucek matanya sebentar. Dan ia menoleh pada orang yang tadi membangunkannya.
“ kamu?” Yoona kaget setelah mengetahui siapa yang membangunkannya.
“ Tidurmu pulas sekali. Myungsoo. Panggil saja L.” Laki-laki tadi mengulurkan tangannya.
“Yoona.” Yoona menjabat tangannya sambil senyum-senyum sendiri ketika tahu laki-laki yang membangunkannya adalah laki-laki yang sama seperti yang ia lihat tadi siang di sekolah.  Hari ini pelajaran di bimbel sangat singkat, jadi semua murid yang ada pulang lebih awal dari biasanya. Yoona mengambil sepedanya dan beranjak pulang.
***
            Yoona menjalani hari-harinya seperti biasa tapi ada yang sedikit berbeda karena L selalu menemaninya kemana-mana, mengajari Yoona belajar fisika, dan yang lainnya. Eits.. tapi itu cuma sahabat loh dan gak lebih. Mereka sudah berjanji tidak akan jatuh cinta satu sama lain. Tapi tetap saja Yoona menyimpan rasa cinta untuk L, bahkan sejak pertama ia melihat L. Sampai-sampai ia memasang fotonya dengan L di wallpaper handphonenya. Kadang ia ingat kata-kata L, jangan bilang siapa-siapa kalau Yoona kenal dengan L.
Lama-lama Yoona merasa bosan berada di kelas sendirian saat jam istirahat. Yoona sudah pergi entah kemana. Terbesit di benak Yoona untuk menghampiri L. Yoona menghampiri kelas yang ia tahu adalah kelas L. Ia mencari orang yang jadi sasarannya, tapi ternyata tidak ada. Akhirnya, Yoona memberanikan diri untuk masuk ke dalam kelas tersebut.
“eh, Yoona. Kenapa, Yoon? Tumben masuk kelas sini.” Tanya Key.
“ehm, aku mau nyari orang. Kok kelihatannya orangnya gak ada Hari ini kelasmu ada yang gak masuk?” Yoona mengutarakan maksudnya.
“Ada tuh si Kyuhyun. Kenapa?” Key balik bertanya kepada Yoona.
“oh, nggak ada yang lain?” Yoona bertanya lagi sambil memandangi seluruh isi kelas. Key menggeleng.
“ya sudah terima kasih. Assalamu’alaikum.” Yoona pamit setelah mendengar penyataan dari Key. ‘kemana L ya? Kok dia gak ada. Di kelas juga gak ada. Tadi pagi aku juga gak ketemu dia. Apa dia ilang ya?’ batin Yoona dalam hati.
Hai, Yoona. Maaf aku mengganggumu sebentar, tapi hanya ini yang bisa aku sampaikan. Aku tahu aku salah, tapi ini memang jalanku. Jaga jantungku baik-baik. Anggap saja jantungmu itu aku. Jaga dia ya, jangan sampai rusak lagi. Aku bisa sedih kalau jantung itu rusak, karena hanya itu satu-satunya kenang-kenangan dariku. Maaf aku tidak berpamitan langsung padamu, tapi terima kasih beberapa hari ini kamu mau menjadi temanku. Jangan takut, aku akan selalu ada di sampingmu. Sekali lagi.. Terima kasih.
                                                                   Myungsoo_L
            Yoona berusaha menghubungi L di rumah. Ia juga bingung harus bertanya pada siapa karena yang ia tahu L tidak pernah punya teman. Yoona berusaha melupakan L sejenak. Ia ingat bahwa besok buku tugas fisikanya harus dikumpulkan. Karena Yoona amat membenci pelajaran ini , ia letakkan buku itu hampir tepat di tumpukan buku paling bawah. Tapi buku itu tidak ada disana. Pencarian pun dimulai. Ia mengobrak-abrik isi lemari bukunya tapi ia tidak menemukan buku itu. Selang beberapa lama Yoona menemukan sesuatu yang asing baginya. Sebuah amplop berwarna coklat. Ia buka isi dari amplop itu. Ternyata, isinya adalah sebuah surat.











            Yoona meraih handphonenya lagi. Ia terus menghubungi handphone L berharap L mengangkatnya. Tetapi itu sia-sia. Handphone L tidak aktif. Dilihatnya wallpaper di handphonenya. Yang ada hanya foto Yoona, padahal waktu itu L ada di sampingnya. Yoona hanya bisa meneteskan air matanya. Jadi selama ini L hanya sebuah bayangan yang ada di hidupnya. Yoona hanya bisa menunduk saja. Kali ini lidahnya kelu untuk mengucap apapun dari mulutnya. Yoona ingat kembali peristiwa 5 hari yang lalu. Ia berada di ruang operasi bedah jantung. Jantungnya harus segera di operasi karena sudah parah keadaannya. Yoona sadar dari lamunannya. Myungsoo yang selama ini dianggap sahabat oleh Yoona adalah bayangan pendonor jantungnya.
***
Yoona tersadar dari lamunannya. Ia berada di tempat yang sama seperti di dalam lamunannya. Angin tiba-tiba berhembus kencang menerpanya. HPnya berbunyi. Dilihatnya pada layar handphonenya.
“privat number? Ini..” Yoona mengingat lagi lamunannya tadi. Air matanya mulai menetes.
“Yoona? Kau melamun lagi?” kata seseorang yang mendekati Yoona.
Yoona hanya bisa diam tak bergeming. Air matanya terus menetes, ia masih ingat betul apa yang baru saja ia lihat. Yoona langsung mendekap Seohyun, Seo bingung kenapa sahabatnya bisa seperti ini tapi ia tahu sesuatu yang buruk pasti akan terjadi, mengingat ia tahu Yoona memiliki kemampuan yang berbeda dari teman-teman yang lainnya.


“jangan katakan itu lagi. Aku tidak mau melakukannya. Aku tidak mau orang lain meninggal lagi karena aku. Aku tidak mau.” Ucap Yoona di sela-sela tangisnya.
***
 _END_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar