Cari Blog Ini

Sabtu, 19 November 2011

Sahabatku , Detak Jantungku


Author : Goo Ah Rin a.k.a Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre : Tragedy, Friendship
Main Cast : SNSD Yoona , Seohyun, Infinite L
Cameo : Super Junior Kyuhyun, SHINee Key
Lenght : Oneshot
Rating : PG - 13


Nada alarm dari sebuah telepon genggam memenuhi ruangan kamar. Sesosok anak perempuan beranjak dari tempat tidurnya dan berusaha untuk bangun. Mentari pagi yang memancarkan sinarnya memaksa masuk ke sela-sela jendela kamar. Ia menguap sejadi-jadinya dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual pagi yang kedua. Setelah selesai , ia langsung mengenakan pakaian seragamnya dan langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan. “Assalamu’alaikum” pamitnya pada kedua orang tuanya.
Dia Yoona. Sebuah sepeda fiksi mengantarkannya menuju ke sekolah tempat ia “mengadu nasib”. Setelah sampai, ia memarkir sepeda dan mulai berjalan untuk ke kelasnya. Sejenak ia berhenti untuk melihat pot-pot bunga di depan kelasnya. Miris sekali. Ada tanaman yang mati. Ckckck.. ia heran setiap kali ia masuk ke kelas pasti ada saja tanaman yang mati. Angin tiba-tiba berhembus kencang menerpanya. Tiba-tiba HPnya berbunyi. Dilihatnya pada layar handphonenya.
“privat number? Siapa lagi ini? Aneh.” Gumamnya dalam hati. Yoona melihat pot-pot bunga itu lagi.
“Yoona? Kau melamun lagi?” kata salah seorang yang mendekati Yoona. Yoona menoleh.
“eh, Seo? Ya, Ada apa?” Yoona bertanya ternyata benar ia melamun.
“Hari ini ada ulangan  fisika dadakan. Barusan ada yang ngasih tau ke kelas kita.” Kata Seohyun.
“oh.. ya sudah sana belajar.” Yoona mengalihkan pandangannya. Seohyun hanya bisa pasrah apabila temannya yang satu itu paling malas diajak belajar fisika. “Kamu tau kan alasannya. Udah sana.”
            Dan benar saat jam fisika diadakan ulangan. Yoona hanya bisa pasrah dengan hasil yang ia terima setelah ulangan itu. Ia yakin pasti hasilnya seperti biasa alias tetap. Menurut Yoona, ia belajar atau tidak itu sama saja. Hasilnya tidak akan merubah keadaan. Ia menganggap semua itu “kutukan” yang menghantuinya setelah dikutuk oleh guru fisikanya sendiri. “Kau itu BODOH!!”. Entah guru itu memang sengaja atau tidak tapi yang jelas setelah guru fisika mengatakan hal itu kepada Yoona, semua keadaan jadi berubah. Nilai fisika Yoona dahulu yang tidak pernah mendapat predikat remidi sekarang dia menjadi langganan remidi.
            Bel pulang pun berdering. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang. Yoona menunggu Yoona untuk pulang bersama di teras sekolah. Ia mengamati sekeliling teras itu. Ada yang menarik perhatian Yoona. Matanya terhenti pada sesosok laki-laki yang sedang duduk teras sambil membaca buku. Ia amati laki-laki itu dengan seksama. Laki-laki itu tampan, tubuhnya jangkung, dan berkaca mata. Yoona mengamatinya lagi dan mulai berpikir apa yang membuatnya begitu tertarik dengan laki-laki itu. Laki-laki itu merasakan ada yang mengamatinya lalu menoleh pada tempat Yoona berdiri. Yoona langsung melempar pandangannya ke arah jalan berharap ada sesuatu yang bisa ia datangi jadi ia tidak perlu berlama-lama untuk dicurigai oleh laki-laki tadi. Untung saja Seohyun melambaikan tangannya pada Yoona di seberang jalan, Yoona beranjak dari tempat itu dengan mengabaikan pandangan laki-laki tadi.
            2 jam kemudian, Yoona bergegas menuju tempat bimbelnya. Yoona sampai disana lebih dahulu bahkan sebelum guru bimbelnya datang. Berhubung Yoona mengantuk saat itu, ia memilih untuk tidur sebentar di kursi sambil ditemani headset kesayangannya. Jam menunjukkan hampir pukul 4, Yoona bangun dari tidurnya karena ada yang membangunkannya. Yoona mengucek matanya sebentar. Dan ia menoleh pada orang yang tadi membangunkannya.
“ kamu?” Yoona kaget setelah mengetahui siapa yang membangunkannya.
“ Tidurmu pulas sekali. Myungsoo. Panggil saja L.” Laki-laki tadi mengulurkan tangannya.
“Yoona.” Yoona menjabat tangannya sambil senyum-senyum sendiri ketika tahu laki-laki yang membangunkannya adalah laki-laki yang sama seperti yang ia lihat tadi siang di sekolah.  Hari ini pelajaran di bimbel sangat singkat, jadi semua murid yang ada pulang lebih awal dari biasanya. Yoona mengambil sepedanya dan beranjak pulang.
***
            Yoona menjalani hari-harinya seperti biasa tapi ada yang sedikit berbeda karena L selalu menemaninya kemana-mana, mengajari Yoona belajar fisika, dan yang lainnya. Eits.. tapi itu cuma sahabat loh dan gak lebih. Mereka sudah berjanji tidak akan jatuh cinta satu sama lain. Tapi tetap saja Yoona menyimpan rasa cinta untuk L, bahkan sejak pertama ia melihat L. Sampai-sampai ia memasang fotonya dengan L di wallpaper handphonenya. Kadang ia ingat kata-kata L, jangan bilang siapa-siapa kalau Yoona kenal dengan L.
Lama-lama Yoona merasa bosan berada di kelas sendirian saat jam istirahat. Yoona sudah pergi entah kemana. Terbesit di benak Yoona untuk menghampiri L. Yoona menghampiri kelas yang ia tahu adalah kelas L. Ia mencari orang yang jadi sasarannya, tapi ternyata tidak ada. Akhirnya, Yoona memberanikan diri untuk masuk ke dalam kelas tersebut.
“eh, Yoona. Kenapa, Yoon? Tumben masuk kelas sini.” Tanya Key.
“ehm, aku mau nyari orang. Kok kelihatannya orangnya gak ada Hari ini kelasmu ada yang gak masuk?” Yoona mengutarakan maksudnya.
“Ada tuh si Kyuhyun. Kenapa?” Key balik bertanya kepada Yoona.
“oh, nggak ada yang lain?” Yoona bertanya lagi sambil memandangi seluruh isi kelas. Key menggeleng.
“ya sudah terima kasih. Assalamu’alaikum.” Yoona pamit setelah mendengar penyataan dari Key. ‘kemana L ya? Kok dia gak ada. Di kelas juga gak ada. Tadi pagi aku juga gak ketemu dia. Apa dia ilang ya?’ batin Yoona dalam hati.
Hai, Yoona. Maaf aku mengganggumu sebentar, tapi hanya ini yang bisa aku sampaikan. Aku tahu aku salah, tapi ini memang jalanku. Jaga jantungku baik-baik. Anggap saja jantungmu itu aku. Jaga dia ya, jangan sampai rusak lagi. Aku bisa sedih kalau jantung itu rusak, karena hanya itu satu-satunya kenang-kenangan dariku. Maaf aku tidak berpamitan langsung padamu, tapi terima kasih beberapa hari ini kamu mau menjadi temanku. Jangan takut, aku akan selalu ada di sampingmu. Sekali lagi.. Terima kasih.
                                                                   Myungsoo_L
            Yoona berusaha menghubungi L di rumah. Ia juga bingung harus bertanya pada siapa karena yang ia tahu L tidak pernah punya teman. Yoona berusaha melupakan L sejenak. Ia ingat bahwa besok buku tugas fisikanya harus dikumpulkan. Karena Yoona amat membenci pelajaran ini , ia letakkan buku itu hampir tepat di tumpukan buku paling bawah. Tapi buku itu tidak ada disana. Pencarian pun dimulai. Ia mengobrak-abrik isi lemari bukunya tapi ia tidak menemukan buku itu. Selang beberapa lama Yoona menemukan sesuatu yang asing baginya. Sebuah amplop berwarna coklat. Ia buka isi dari amplop itu. Ternyata, isinya adalah sebuah surat.











            Yoona meraih handphonenya lagi. Ia terus menghubungi handphone L berharap L mengangkatnya. Tetapi itu sia-sia. Handphone L tidak aktif. Dilihatnya wallpaper di handphonenya. Yang ada hanya foto Yoona, padahal waktu itu L ada di sampingnya. Yoona hanya bisa meneteskan air matanya. Jadi selama ini L hanya sebuah bayangan yang ada di hidupnya. Yoona hanya bisa menunduk saja. Kali ini lidahnya kelu untuk mengucap apapun dari mulutnya. Yoona ingat kembali peristiwa 5 hari yang lalu. Ia berada di ruang operasi bedah jantung. Jantungnya harus segera di operasi karena sudah parah keadaannya. Yoona sadar dari lamunannya. Myungsoo yang selama ini dianggap sahabat oleh Yoona adalah bayangan pendonor jantungnya.
***
Yoona tersadar dari lamunannya. Ia berada di tempat yang sama seperti di dalam lamunannya. Angin tiba-tiba berhembus kencang menerpanya. HPnya berbunyi. Dilihatnya pada layar handphonenya.
“privat number? Ini..” Yoona mengingat lagi lamunannya tadi. Air matanya mulai menetes.
“Yoona? Kau melamun lagi?” kata seseorang yang mendekati Yoona.
Yoona hanya bisa diam tak bergeming. Air matanya terus menetes, ia masih ingat betul apa yang baru saja ia lihat. Yoona langsung mendekap Seohyun, Seo bingung kenapa sahabatnya bisa seperti ini tapi ia tahu sesuatu yang buruk pasti akan terjadi, mengingat ia tahu Yoona memiliki kemampuan yang berbeda dari teman-teman yang lainnya.


“jangan katakan itu lagi. Aku tidak mau melakukannya. Aku tidak mau orang lain meninggal lagi karena aku. Aku tidak mau.” Ucap Yoona di sela-sela tangisnya.
***
 _END_

MISSION (part 1)




Author       : Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre       : Friendship, School, Action, Romance(maybe), Comedy
Cast      : Hampir seluruh kelas 9ghe ,*readers:author babo,mana gua kenal, author: tenang aja ntar gua kenalin*
Other      :                          #Super Junior 
                                          #SHINee        
                                          #BEAST                    
                                          #SNSD                                                           
                                          #2PM             
Rating                   : semua umur
Disclaimer             : ceritanya punya saia, yang maen punya mereka sendiri sama punya Tuhan.
Setting                   : SPENZA, markas Mas Bro Paketu , de el el

~CERITA ASLI KARANGAN SAYA SENDIRI TERMASUK APAPUN YANG ADA DI CERITA INI. HARAP MAKLUM AUTHORNYA LAGI GEJE~
      ~ HAPPY READING and Don’t be plagiator~

@Indonesia, 08.45 a.m
Doorr..doorr..doorr… Terdengar beberapa suara tembakan dari ruang latihan adu tembak. Seorang namja menembak beberapa kali ke arah depan dan hampir tepat mengenai sasaran tembaknya.
“ tembakan bagus hyung,” kata Tonny pada hyungnya, Ryeowook.
“ kau terlalu merendah. Tembakanmu kurang fokus makanya tidak bisa tepat mengenainya. Apa yang kau pikirkan sampai-sampai tidak fokus seperti itu? Apa tentang yeoja itu lagi?” ia menebak-nebak. Tonny menghentikan tembakannya dan pergi dari arena itu menjauh dari hyungnya ‘bagaimana hyung bisa tahu?’ katanya dalam hati. Sesaat kemudian suara ‘tik..tik..tik..’ *readers:bom, author: bukaaaann.* Suara jam tangan Tonny. Jam tangan khusus dibuatkan di Jerman untuk agen khusus FBI dilengkapi alat komunikasi paling canggih dan 1 lagi tanpa pulsa *jadi ngiri gua*. Tonny melihat siapa yang menghubunginya. ‘nomor siapa lagi ini??’ ia geleng-geleng berasa punya banyak fans.
“eagle 1 in here, saha atuh?” Tonny nyunda.
“eagle 1 segera ke markas ada tugas khusus untuk kalian. Beri tahu hyungmu, Black Pearl, dan Frozt.” Ia mengangkat teleponnya dan ternyata dari atasan FBI memintanya segera datang. Tanpa pikir panjang ia segera mengkode semua orang yang disuruh si mas Bro paketu *pak ketua maksudnya*. Tonny bergegas ke garasi mengendarai Ferrari merah, mobil hyungnya. Dia lagi males naik motor.
@Markas FBI, 09.15 a.m
“Frozt??” si paketu mulai ngabsen
“Hadir pak bos”
“Storm??Eagle 1??”Storm udah njawab, si Eagle 1 nya belom jawab..
“Permisiii…” seorang namja ngeloyor masuk dan duduk disebelah Storm.
“hampir telat, 5 menit lagi.” sindir si paketu.
“huft, untung saja. Gara-gara razia sialan, pake acara SIM, STNKnya mana?? Udah tau gua buru-buru juga..” omel Eagle 1 sambil ngos-ngosan. Si paketu geleng-geleng melanjutkan ngabsen.
“Black Pearl?? Black Pearl?? Blaaack Pearl??? Mana tuh anak?” suara cempreng ala yeojanya keluar. Yang lain pada tutup kuping, takut ntar abis ini pada ke THT semua.
“Annyeong!” suara seorang yeoja masuk. “Sorry mas bro, telat!”
“Kamana wae?? Sok duduk sana!.” Paketu menghela napas.
(“kemana aja?? Ayo, duduk sana!”)
“oke, langsung saja, 1 minggu lagi kalian akan ikut pelatihan tim SWAT.” Terang si paketu.
“mwo!! Minggu depan?? Bukannya itu lagi ada UTS? Eh, bener gak hyung?” kaget Eagle 1 dan mengalihkan pandangannya ke Storm.
“ Mana kutahu, emang udah ada pemberitahuan?” Storm malah balik nanya.
“ Apa sih ribut mulu? Minggu depan kita tu kagak UTS o’on tapi UAS, UTS udah seminggu yang lalu.” sambung Black Pearl sambil ngeliat jadwal di ipadnya.
“Heh, sudah-sudah. Kalian nanti akan dilatih khusus oleh ketua tim SWAT yang dulu. Tapi nanti mas bro tetep ngontrol kalian.” Jelas Mas Bro kemudian.
“ Saha? Nugu? ” Tanya Black Pearl dan  Ryeowook  bersamaan.
“Hem..hemm..  Kwon Rinouna imnida, panggil saja Rona code name Eyes” ucapnya seraya membungkukkan badan dengan evil eyes di matanya.
“ yeoja? Gak salah mas Bro?” Afiff dengan tampang tak berdosa nunjuk-nunjuk Rona noona.
“Cerewet! Yak, pertemuan kali ini selesai dan kalian bisa kembali ke tugas masing-masing” si paketu mengakhiri penjelasannya.
“Jadi ini yang kausebut tugas baru?? Yaah, percuma tadi gua ninggalin ramyun di kedai sebelah.” Black Pearl cemberut.
“Sudah jangan banyak bicara. Ayo pergi semua. Saya lagi ada kondangan di RT sebelah.” Yang lain pada nyengir setengah kaget setengah gag percaya dan beralih memandang si paketu.
“Apa liat-liat!! Kenapa liatin saya sampek sebegitunya??” teriak si paketu.
“ Kagaakk!!!!” semua koor menjawab tidak dan kabur begitu juga Rona noona.
      Mereka ber-4, anggota tim FBI. Mereka sebenarnya masih sekolah, tapi entah ada angin apa FBI melatih mereka semua.
Dhindha
#code name : Black Pearl
Kelas 3-8 SMP. Paling galak diantara semua, bahkan bisa dibilang si paketu versi dua. Ahli dalam taktik dan senapan. Hafal semua jenis senapan milik musuh yang di lumpuhkan. Sering membuat senapan semi-otomatis sama dongsaengnya dan sedang mengerjakan yang otomatis. Paling doyan makan.  Belum diketahui senapan favoritnya.
Afiff
#code name : Frozt
Satu sekolah sama Tonny dan Dhindha tp masuk program akselerasi. Sering dijadiin umpan pas ada penyergapan.*melas we pip*. Ahli dalam serangan jarak pendek. Paling jahil bahkan dijuluki “perusuh” atau “tukang jahil”. Adeknya Dhindha. Takut ama cicak sekaligus telurnya *bukan salah ibu mengandung*. Tahu semua target musuh yang sedang diincar dan sedang mengincar salah satu target tersebut.
Kim Ryeowook
#code name : Strom
Kelas 3-8 SMP. kakak kandung Tonny. Pinter masak sekaligus jadi seksi konsumsi di markas. senjata andalan FN Five Seven yang juga dimiliki oleh Dhindha. Ahli dalam strategi dan granat. tapi tingkahnya aneh.
Tonny 
#code name : Eagle 1
Satu kelas dengan Dhindha. Ahli dalam tempur, bom, dan Snipper. Diem-diem jadi idaman di kelas. udah dianggep adhek sendiri sama Dhindha,cz Dhindha paling tua di kelas. Paling konyol, and lolaaa banget.


@Dhindha’s home
“Noona (baca:nuna)!! Mobilmu kupakai ya?” teriak Afiff dari bawah anak tangga.
“Mau buat apa hari Minggu gini?? Ngecengin Bila lagi?” tebak Dhindha yang udah tau kebiasaan dongsaengnya satu itu.
“Naa..itu tau. Yaya..boleh yaa??” puppy eyesnya Afiff keluar.
“yaelah. Nih kuncinya. Awas sampek mobilku lecet 1 mm, tak suruh ganti Lamborghini baru tau rasa!” Dhindha melempar kunci mobil dari atas kamarnya.
“adaww!! Ati-ati dong kalo nglempar. Eh tapi makasie ya. Assalamu’alaikum.” Afiff melenggang pergi ke garasi dan mengendarai Ferrari warna hitam milik noonanya. *sponsornya Ferrari, makanya banyak yang pake*.
“ Wa’alaikum salam. Dasar anak aneh! Ngapain ya enaknya? Mobil dipake jadi gak bisa keluar rumah, mana pulsa abis lagi. Hadoh, malangnya nasibku.” Gerutu Dhindha sendiri. Tokk..tokk..tokk.. terdengar suara pintu rumah diketuk. Dirumah itu cuma dia dan adiknya aja yang tinggal. Ortu mereka di London.*apa hubungannya ama pintu diketuk?*
“siapa lagi tuh?? Emang udah waktunya Papi ama si Mbok pulang ya?? *ngeliat kalender* enggak tuh. Au’ ah turun aja.” Dhindha bergegas turun dari kamarnya dan membuka pintu.
“ Siapa??” ia buka pintu itu dan melihat sesosok orang yang tak asing dimatanya. “ Eh, elo Ton. Wookie oppa gak ikut?” Dhindha clingukkan.
“ kebiasaan!! Tiap aku kesini pasti hyungku yang dicari, sekali-kali nyari adheknya kenapa??” Tonny langsung pasang wajah BT.
“alah, gitu aja ngambek. Mo masuk? Kalo enggak juga gak papa tak tutup lagi pintunya.” Dhindha seakan-akan menutup pintu.
“eh, enggak-enggak. Yaya gua masuk.” Tonny masuk. “ sendirian? Tukang jahil itu kemana?” tanyanya.
“biasalah ngecengin adhek kelas, Nabila. Btw, ngapain kesini?” Dhindha bertanya.
“oh..eh..anu. Aduh apa ya?” Tonny gelagapan sambil niruin iklan susu di tv.
“ whoii!! Anu..anu.. apa’an??” Dhindha melirik Tonny.
“Tuh kan lupa. Elu sih.” Tonny nyalahin Dhindha.
“Lah kok gua?? Kan elu sendiri yang lupa, kenapa malah jadi nyalahin aku?” Dhindha sebel sendiri.
“Yakk.. inget!! Mana pesenan sniperriku??” Akhirnya Tonny inget.
“Sniperri?? Oh, yaya..Noh, di ruang sebelah sana nih kuncinya.” Dhindha menunjuk rak buku.
“ rak buku?? Cincin??” Tonny mengernyitkan matanya.
“Hash, babo! Dari kemaren tak kasih tau gak mudeng-mudeng. Nih dengerin, di tumpukan paling bawah itu ada tempat bentuknya kotak trus taruh cincinnya disana, nanti sensornya baca sendiri. Kalo udah ambil lagi cincinnya trus masuk. Punyamu yang ada di atas meja paling tengah. Mudeng?” penjelasaan singkat tapi panjang nan tidak padat tadi selesai.
“oke deh mudeng. Kenapa gak sekalian masuk?” Tonny bertanya lagi.
“Ntar aja. Masih ada urusan di atas, 5 menit lagi nyusul.” Dhindha beranjak ke kamar.
Tonny melakukan apa yang di beritahu tadi dan masuk. Ruangannya lumayan luas bahkan lebih luas dari dia kira sebelumnya. Semua senapan tertata rapi. Mulai dari yang jarak pendek sampai sniper.
“gila tuh anak. Ini kan senapan sniper yang dari dulu kucari. Nemu dimana ya?” gumam Tonny keheranan.
o ow ooo, o ow ooo
don’t waste your time, love you no more
o ow ooo, o ow ooo
Suara nada dering hp Tonny kumat. Eh,bukan ding, ada sms. Lagi-lagi nomor doang yang terpampang.

0898765****
Heh, anak jelek buruan pulang. Dicari sama yeoja di ruang tamu, katanya temenmu. Cantik anaknya. Buruan! Ati-ati bawa safuku, awas kalo lecet. Gua gorok lu entar di rumah.
Wookie hyung.

Tanpa pikir panjang, Tonny ngebales smsnya
Saha hyung?? Hari ini aku gak ada janji sama siapa-siapa lho, tapi suruh tunggu 15 menit lagi ya.
From : Tonny kembarannya Rangga SM*SH.

Tonny bergegas pulang dan dengan bodohnya cincinnya Dhindha kebawa.
“ Tonno sialan! Cincin gua dibawa! Haduh, matilah hambamu ini Ya Allah.” Dhindha kesel sendiri. Sementara itu Tonny udah nyampek di depan rumah dan dia baru sadar cincinnya kebawa.
“ Sialan! Kenapa musti kebawa sih. Ah, ntar nyuruh hyung aja buat nganter lagi kesana.” Tonny bergumam sendiri dan masuk rumah.
“ Assalamu…” mata Tonny terbelalak kaget sebelum salamnya selesai.

_To Be Continue_

My Enemy Is My Partner (part 2)




Author : Goo Ah Rin a.k.a Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre : Action, Friendship, Tragedy
Main Cast : SHINee, f(x), IU , Super Junior, SNSD
Length : series

“permisi pak..” suara anak laki-laki dari depan pintu.
“oh, ya silahkan masuk dan perkenalkan dirimu” Kata Pak Kepala Sekolah.
“hai, Wooyoung imnida. Senang bertemu kalian. Mohon bantuannya ya.” Ujar seorang laki-laki yang mengaku bernama Wooyoung. Jung Wooyoung, pewaris kekuatan Ryeowook. Pengendali pasir dan tanaman serta dapat mengendalikan angin.
“bukannya ada dua?” tanya Tiffani yang duduk paling depan.
“oh, itu, adikku masuk kelas akselerasi jadi dia di lantai 2.” Jawab Wooyoung tersenyum.
“laki-laki itu lagi..” gumam IU. Di kelas akselerasi, anak perempuan yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya Wooyoung., Choi Sulli pewaris kekuatan Siwon. Pengendali petir dan memiliki indera pendengar yang sangat peka. Bel istirahat dimulai..
“Key, ada anak baru ya? Itu teman seperjuangan kita loh.” IU membuka percakapan yang membuat Key bingung.
“Sulli?? Jjinja! Katanya kakaknya juga disini, masuk ke kelas G, berarti kelasmu kan. Seperjuangan gimana maksudmu?” kata Key sambil meneguk minumannya.
“Boleh bergabung?” suara Wooyoung mengagetkan mereka berdua.
“Jangan kaget, kita tahu kok kalian itu siapa, kalian 2 orang pewaris kekuatan yang lain itu kan? Ah, sudah kuduga pasti kalian.” Sulli berbicara panjang lebar.
“masih ada 1 orang lagi, ada di sini, aku bisa merasakannya.” balas IU.
“Tunggu! Diam semua! Kalian merasakannya? Mengarah kesini.” Key diam sesaat. Mereka semua saling pandang.
“satu..dua..tiga.. pergi dari sini.” Teriak Wooyoung. Blamm.. dentuman keras mengarah tepat mengenai lapangan basket dekat kantin. Semua murid berlarian menyelamatkan diri masing-masing. IU, Key, Wooyoung, dan Sulli pergi mendekati benda tadi. Mobil bekas yang keadaannya sudah tak beraturan.
“Astaga, bagaimana bisa??” Sulli bertanya-tanya.
“sudah menungguku??” suara seseorang ditambah kilatan cahaya merah mengarah kembali ke  arah mereka. “oh, jadi mereka mengirim kalian untuk pewarisnya.. haha.. cuih,, musuh yang terlalu mudah untukku. Percuma saja mereka melawan makhluk-makhluk tadi.”
“siapa kau?? Dan apa maksud semua ini??” Key tidak sabaran.
“heh, anak kecil, beraninya membentakku. Flaszt!!” Kilatan merah menyambar lagi dan mengenai pelipis Key.*Keyppa!! Tidakk* #authormulai #abaikan
“Blazt!” Sulli membalas serangan darinya.
“sial! Ring!!” balasan cincin api dari Key meleset. Serangan itu bertubi-tubi diarahkan Key ke arah musuhnya.
“heey! Apa kalian berdua cuma diam saja??” teriak Key. Blzzt..zzt.. Sulli mengontrol petirnya kembali.
“Sial meleset lagi, andai saja ada air di sekitar sini.” Kesal Sulli. Splash..blamm.. dentuman itu kembali terdengar, kali ini bukan dari musuh yang ada di hadapan mereka.
“yes! Air. Oppa! singkirkan pasirmu.” Sulli berteriak pada Wooyoung.
Pusaran air itu makin besar seperti tornado. Sulli semakin konsentrasi mengendalikan petirnya.
“aah!! Sialan kalian semuaa!! Awas!! Aku akan kembali suatu saat nanti!! Blamm!!” musuh yang menyerang tadi langsung pergi manghilang. Semua menyembunyikan kekuatan. Air tadi langsung hilang dan ada sosok bayangan manusia berdiri dibelakangnya. Sesosok itu langsung pingsan.

“berapa lama lagi ia akan sadar??” Sulli khawatir.
“entahlah, mungkin sebentar lagi.” Kata Mr. Yesung, dokter UKS. “bagaimana bisa seperti ini? Mungkin ia menggunakan kekuatan terlalu besar. Rekor baru sepertinya, sebelumnya tidak pernah sebesar itu.”
“kau kenal dengannya??” Key bertanya.
“dulu dia rivalku. Aku dihabisi oleh temannya, Doojoon dan hampir mati. Hanya aku, Henry, Krystal, dan Eunhyuk saja yang masih hidup. Sungmin dan Shindong mati saat itu juga. Kita semua dipencar. Sampai sekarang aku tak tahu dimana mereka.” Kenang Yesung.
“apa yang sebenarnya terjadi? Yang kita hadapi tadi itu apa? Dan kenapa kami semua yang punya kekuatan ini? Haa! Jawab!” Wooyoung frustasi.
“suatu saat nanti kalian akan mengerti. Satu hal saja yang perlu kalian ketahui, lawanmu bukan lawan yang mudah dikalahkan. Tetaplah bersatu sampai kapanpun dan lawan secara bersama.” Nasehat Yesung pada ke-4 anak tadi.
“ia siuman..” Sulli menggumam.
“Jerome..” gumam laki-laki itu.
“bukan, aku Yesung. Istirahatlah. Kalian tunggu sebentar dan jangan buat ia berpikiran macam-macam dulu. Arraseo?” jelas Yesung , kemudian pergi meninggalkan mereka. Mereka mengangguk pertanda mengerti. Yesung pergi mencari 4 orang lain. Yang tak lain dan tak bukan adalah kerabat laki-laki tadi.
“aish, jjinja! Dimana ku harus menemukan mereka? Ah, sial!” Yesung kesal dengan pikirannya sendiri.
“Jer..rome?” suara serak dari arah belakang Yesung. Yesung menoleh.
“Ya! Gwaenchana?? Ryeowook-ssi.” Yesung menopang tubuh Ryeowook yang seketika ambruk.

“Mereka siapa?” IU angkat bicara. Yesung hanya diam saja. Setelah 1 jam…
“Aa.. sial! Tanganku tak bisa bergerak.” Ryeowook mengadu. “Jerome.. kau.. dan 4 anak ini. Bagaimana bisa?”
“ya! Harusnya jawab dulu pertanyaan dariku! Kau siapa?” Wooyoung tidak sabaran.
“oppa!” Sulli menggertaknya.
“Kim Ryeowook dan dia  Lee Donghae.” Jawab Ryeowook.
“IU, Key, Wooyoung, Sulli..” mereka berkenalan satu per satu.
“Dimana yang lain? Kenapa kalian bisa sampai terluka parah seperti ini?” Yesung bertanya.
“pergilah ke tempat dimana kita bertarung dulu, bawa mereka bersamamu kecuali dia. Mereka membutuhkan bantuan. Cepat. Kalau sampai 15 menit kalian belum sampai, mereka akan mati.” Jawab Donghae sambil menunjuk Wooyoung.
“baiklah. Kajja!” Yesung pamit. Mereka ber-3 hanya menggungguk saja tapi belum tahu apa maksudnya. Tak sampai 5 menit mereka sampai.
“Kalian berdiri dibelakang orang yang mengendali kekuatan itu dan bantu mereka. Sesuaikan dengan kekuatan kalian. Cepat!” perintah Yesung. IU, Key, dan Sulli mengerjakan perintah Yesung dengan benar. IU berdiri tepat di belakang Doojoon, Key dibelakang Kyuhyun, Sulli dibelakang Siwon. Yesung berusaha masuk dalam pikiran musuh satu per satu. Sementara 6 orang di depannya menyerang secara fisik.

“kenapa aku tak boleh ikut mereka?” lagi-lagi Wooyoung tak sabaran.
“kau itu banyak nanya. Mau kujelaskan tidak?” Wookie gantian geram. “kami ada 6 orang, aku, Donghae, Doojoon, Siwon, Kyuhyun , satu lagi dari kami belum diketahui pasti keberadaannya. Dan kalian ber-5 adalah pewaris kekuataan kami. Kalian harusnya mati seminggu yang lalu, tapi kami menghidupkan kalian. Hae sambung.”
“Hanya pewarisku saja yang belum di ketahui keberadaannya sekarang. Insting IU atau Key mungkin tidak mampu menemukannya. Kalian harus menemukannya.”
“jadi, kalian adalah petinggi kami. Dan kenapa harus kami?” Wooyoung mulai memperhatikan.
“kalian adalah mayat unik. Meninggal dalam waktu yang sama dengan kejadian yang berbeda. Kalau kau ikut mereka, percuma. Disana tidak ada tumbuhan, lagipula pasirmu juga tidak akan berguna.” Ketus Ryeowook.
“ooh.. begono. Yaya.. arraseo! Yang barusan aku hadapi itu apa sampai-sampai hyung ngeluarin jurus pamungkas? Ckckck.. mirip yang di Avatar.”
“dia anak buah Iblis, seorang Lucifer. Doojoon menyuruhku untuk meminta bantuan, yasudah kucari kalian saja. Ternyata Iblis mengirim Lucifer yang lain kesini. Terpaksa ku keluarkan, sebelumnya belum pernah. Cukup sulit apalagi ditambah dengan keadaanku yang parah tadi.” Donghae menjelaskan.
“pantas. Mr. Yesung tadi juga bilang begitu tadi.” Wooyoung mengiyakan.
“Yesung? Maksudmu Jerome?” Ryeowook mengerutkan dahinya. *pletak* Donghae menjitak (?) kepala Ryeowook.
“babo banget sih jadi orang. Kan udah dibilangin mereka semua ganti nama kecuali Henry ama Krystal. Satu lagi, pelankan suaramu.”
“aish,, sakitt tau’! iya bawel. Ya maaph aku lupa hyung. Kawanannya Yesung juga punya kekuatan yang sama seperti kami.” Ryeowook ngelus-ngelus kepalanya.
Now, put your hands up, put your hands up
put put put put put put your hands up
put your hands up
put put put put put put your hands up
HP Wooyoung bunyi..
“yeoboseyo.. Ne saeng, waeyo? jjinja? Aish, dimana kau sekarang? Hmm.. Ok Arraseo. tunggu oppa. Haruskah kuajak mereka berdua? Ne. Annyeong. *clikk*”
“nugu?” Tanya Donghae.
“Sulli, adikku. Kajja ke rumah sakit, mereka semua ada di rumah sakit.” Jawab Wooyoung singkat.
“gawat!” gumam Ryeowook dan Donghae. “Kajja!”

“Jerome.. Ah , maksudku Yesung. Mana Doojoon?” Donghae cemas.
“masih di ICU, tunggu sebentar lagi. Itu dia dokternya keluar.” Yesung menghampiri dokter yang keluar dari ICU.
“maaf, sudah tidak tertolong lagi.” Dokter mengatakan hal yang membuat Yesung, Donghae, dan Ryeowook mematung. Dokter meninggalkan mereka ber-3. Mereka masuk ke ruang ICU untuk memastikan.
“hyung, lengannya.” Ryeowook menunjuk lengan Doojoon.
“L di lengan kiri, Lucifer Dark Blood pembunuhnya.” Jawab Donghae.
“Ramalan itu benar, satu per satu dari kalian akan mati, tapi akan ada pengganti yang lain.” ingat Yesung.
“ramalan itu lagi. Aku muak dengan ramalan itu!” kesal Ryeowook.
“ayo, kita lihat yang lain.” Ajak Donghae. Mereka keluar dari ruang ICU menuju kamar inap Siwon dan Kyuhyun. IU, Key, Wooyoung, dan Sulli yang menunggui.
“bagaimana keadaan mereka?” Yesung bertanya pada salah satu dari mereka.
“masih belum siuman. Memang tadi terlihat terlalu keras hentaman dari musuh. Petirku saja masih bisa dipatahkan. Mereka benar-benar kuat. Aku jadi pesimis melawan mereka lagi suatu saat nanti.” Jawab Sulli.
“pikiranku juga tidak bisa menembus otak mereka.” Celetuk IU.
“apiku selalu meleset. Niatnya bantuin Kyuhyun hyung, eh, malah kualahan sendiri.” Timpal Key.
“YA! Kenapa jadi curcol semua?” gertak Wooyoung.
“tangan Kyuhyun oppa bergerak.” kata IU.
“Siwon juga” sahut Donghae.
“permisi, maaf kami harus memeriksa pasien sekarang. Bisakah kalian semua keluar sebentar?” suara seorang dokter.
“Kau?..” sahut Yesung.

_to be continue_

Say It Now



Author : Goo Ah Rin a.k.a Dhindha Arlotiefe Sinaga
Genre : Romance , Friendship
Main Cast : Amber f(x), Choi Minho SHINee, Krystal Jung f(x)
Length : Oneshot
Rating : PG- 15
_Don't be plagiator! R, C,L tidak dibutuhkan tapi disarankan_
^_^V

~Amber’s P.O.V~
            Mentari pagi mulai masuk ke sela-sela kamar. Kupaksakan mataku tuk terbuka dan segera melakukan beberapa ritual pagi seperti biasa. Setelah selesai baru deh berangkat ke sekolah. La la la la .. berangkat sekolah ditemani sepeda kesayanganku. Walau udah tuwir alias menemaniku hampir 7 tahun, tapi ia masih setia lho. Kuparkir sepedaku ketika sampai dan mulai masuk ke kelas.
“sstss..” bisik temanku.
“kenapa? Keselek kadal ya?” ucapku ngejek.
”enak aja, sembarangan! Amit-amit dah!” ujarnya lagi.
”gimana?” tanyaku.
”gimana apanya?” tanyanya.
”ya elah, gimana kemaren jadi belum nembaknya?” tanyaku mendesak.
”err..gimana yah? Hehehe.. liat aja besok. Kemaren gagal gara-gara ujan, sialan tuh ujan. Giliran mau nembak eh nongol, giliran enggak malah terang. Sial bener nasibku!” jawabnya ketus.
”hahaha..belum rezeki itu namanya. Sabar , Min! Jodoh gak kemana.” jawabku santai.
”wkwkwk...iya yah. Mentang-mentang situ udah punya pacar aja. Ada-ada aja lu.” tawanya. Tawaku pun menyusulnya. Ya, di sahabatku, Minho namanya. Ganteng loh! Dia sebenernya bandel tapi gara-gara waktu itu aku tolongin dia waktu di gebukin preman, akhirnya dia tobat. Hahaha.. aku baik kan.
            Hari ini Minho janji buat ngajakin aku nonton cz ada film action yang katanya sih bagus buat di tonton. Yah, semoga aja. 1 jam nunggu, lumayan mulai kesel. 1,5 jam udah bosen,. Lama-kelamaan jadi 2 jam nunggu. Aku putusin buat gak jadi nonton dan berbalik pulang.
”hoy!” suara tepukan di pundakku.
”heh! Lu kemana aja hah! Udah pegel nih badan nungguin elu! Udah ah, mau pulang!” aku ngambek.
”eh, entar dulu dong,Am..Amber..hey...hey dengerin dong. Barusan ada kecelakaan di jalan waktu aku mau ke sini. Ternyata itu tetangga aku, jadinya aku nungguin dulu sampek keluarganya dateng. Pliss..,Am. Maafin aku yah? Ya ya ya??” Minho nyembah-nyembah di depan aku.
”Au’ ah, aku mau pulang!” kuhiraukan permintaan maafnya dan langsung pulang.
            Esoknya, masih tetap sama. Aku mulai mengayuh sepedaku ke sekolah. Sampai di perempatan pertama kurasakan ada sesuatu yang datang dari arah kiriku dan langsung menghantamku begitu saja. Kucoba buka kedua mata dan mulai beranjak kembali untuk meneruskan perjalananku. Baru 5 kayuhan aku menoleh ke belakang.
”kenapa orang-orang itu mengerumuni mobil itu tadi? Ah, sudahlah, yang penting aku gak apa-apa.” langsung kukayuh sepedaku begitu saja.
            Sampai di sekolah, kulihat semuanya diam. Ku masuk ke dalam kelas, semua teman-temanku muram. Aku bingung, malah kali ini tambah bingung. Bel pun berbunyi, semua duduk dengan tenang. Tak ada satu orang pun yang berani berucap. Onew, ketua kelasku pun memulainya di depan kelas.
” hari ini, adalah hari yang tidak ketahui apapun yang terjadi. Jika hari ini adalah kelahiran, maka akan lahir sebuah generasi baru. Jika ini kematian maka usai sudah apa yang kita perjuangkan selama ini. Hari ini kita tahu bahwa kita telah kehilangan sosok yang sangat kita sayangi dan sangat kita cintai....” Onew seperti menitikkan air mata dan tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Aku makin bingung dengan ini semua. Siapa yang meninggal hari ini? Kulihat semua masuk, apa mungkin kelas lain?. Kulihat Minho maju dan membawa sebuah foto, foto itu masih dibalik jadi aku tidak tahu siapa yang dimaksud.
”aku tidak tahu kenapa bisa secepat ini. Baru saja kemarin aku bercanda ria dengannya dan baru saja kemarin aku membuatnya marah dan aku belum menerima maaf darinya.” Degg! Aku diam, ini mirip denganku. Hanya aku yang kemarin pergi dengannya dan membuatku marah. Kulihat tanganku, ini makin menghilang hanya tinggal bayangan. Apa mungkin itu aku? Saat Minho membalikkan foto itu tadi. Betapa terkejutnya aku. Itu adalah fotoku. Terlihat semua temanku mulai menangis. Ya Tuhan, jika ini memang jalanmu aku ikhlas.

@Tommorrow
            Hari ini kelas nampak sepi, padahal hari ini ada penilaian musikalisasi puisi. Biasanya banyak teman-temanku yang berlatih. Kulihat Minho juga semakin murung. Aku mencoba duduk di sebelahnya. Ia bergerak dan melihat ke arahku, tapi aku yakin ia tidak bisa melihatku.
”kenapa semua ini bisa terjadi? Harusnya tak kau ucapkan kalimat itu saat itu.” gumam Minho.
~flashback~
~Minho’s P.O.V~
”woy! Diliatin aja, buruan tembak sono. Keburu diambil orang ntar nyesel lho.” kaget Amber.
”biarin napa. Orang diliatin doang aja udah puas kok.” jawabku asal.
”beneran? Kemarin aku lihat dia lagi gandengan loh ama si Nickhun.” goda Amber.
”jjinja? Oddie, Am?? Hancur sudah harapanku.” ujarku kesal.
”di jalan. Soalnya Krystal mau nyebrang, makanya si Nickhun ngebantuin.” jawab Amber watados. *wajah tanpa dosa,red*
*pletak* satu jitakan mendarat dengan mulus di kepala Amber. Refleks, Amber memegangi bekas jitakanku.
”YA! Kau pikir tidak sakit apa! Aish, awas saja kau kapan-kapan aku balas.” sumpah serapah mulai keluar dari mulut Amber.
”aigoo..neomu yepposeo!” gumamku mengabaikan perkataan Amber.
”buruan tembak! Apa mau nunggu aku mati dulu baru berani nembak hah!! Dasar Pengecut!” teriak Amber dan kemudian beralih meninggalkanku.
”Mworago??” ucapku tidak memperhatikan kata-kata Amber.
~flashback end~
”walaupun aku tidak memperhatikan dengan baik kalimat waktu itu, tapi aku menyesal membuatnya berkata seperti itu.” gumamku lagi.
”anak-anak, 15 menit lagi akan ada penilaian di panggung Auditorium. Silahkan bersiap-siap disana!” kata Mrs. Shi.
”Baik, Bu!” jawab anak-anak kompak. Semua teman-temanku mulai meninggalkan kelas dan beralih ke Auditorium. Aku hanya bisa berjalan lesu. Pikiranku mulai berkecamuk. Satu hal yang paling aku pikirkan ’apakah ini saatnya aku mengutarakan maksudku pada Krystal?’. Satu per satu kelompok mulai selesai, dan kini tiba kelompokku. Kelompokku berakhir sukses walau dengan sedikit senyum yang dipaksakan dariku. Semua selesai, masih ada waktu 15 menit lagi. Aku berbisik pada Jonghyun dan IU teman sekelasku. Mereka mengangguk pertanda setuju apa yang kubisikkan. Kami mulai naik ke atas panggung lagi. Semua mata melihat ke arah kami.
”walau ini terlihat sumbang di telingamu, tapi dengarkan isi hatiku sejenak saja.” kata Minho. ”this is for you, Krystal Jung!” sambungnya lagi. Krystal hanya bisa tersipu malu dengan apa yang diperbuat olehku. IU memulai petikan gitarnya. Jonghyun mulai bernyanyi ,sesekali IU juga ikut menyanyi.
Hello, hello, nareum daero yongil naesseoyo
Hello, hello, jamshi yaegi hallaeyo
Hello, hello, naega jom seotuljin mollado
(aku tak tahu bagaimana perasaanmu sekarang)
Who knows eojjeom urin, oh yeah
(siapa tahu kita)
Cheo-eumeun anijyo sashil malhaja myeon
(jujur ini bukan pertama kalinya)
sarando ibyeoldo haebwajyo
(aku pernah mencinta & tak pernah patah hati sebelumnya)
Hajiman eoryeowoyo imareul mideojwoyo
(tetapi ini sulit, percayalah pada kata-kataku)
Geudaeneun dallayo
(kamu berbeda)

Hello, hello, ibeonen nareul da geolgeyo
Hello, hello, oh yeah, baby, baby, baby girl
Hello, hello jigeumeun eotteolji mollado
Who knows eojjeom urin
(siapa tahu kita)
Hello, hello, oh yeah

Aku mulai nge-rap.
Hello, nae gyeoteul maemdon geu shigan deureul gyesok
(hello, wakrtu yang kuhabiskan di sisimu)
Geu eotteon gippeum gwado bigyo motae no more, geudael ijen pyohyeon halsu eopgo
(tak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan lainnya)
Hello, hello, naege gihwereul jwoyo
(hello, hello, aku tak bisa mengekspresikannya padamu)
Nae soneul japneun damyoen never let you go, ireonge sarangi myeon jeoldae an nochyeo
(hatiku menginginkanmu tak akan biarkan kau pergi)

Jonghyun mulai menumpuk kata-kata rapku.
Hello, hello, geure jigeumeun eotteoji mollado
Who knows, uri duri
(siapa tahu kita berjodoh?)
Unmyeongil jimolla
Hello, hello

Semua orang bertepuk tangan melihat penampilan kami. Aku menatap ke arah mata Krystal dan berbicara tanpa suara.
“saranghae”
Kulihat gelagat Krystal yang sedikit tapi kemudian ia mengangguk. Aku tos dengan IU dan Jonghyun sekaligus berterimakasih pada mereka. Kulihat sekelebat banyangan Amber di bawah panggung, ia tersenyum ke arahku. Kukatakan..
“gomawo!” air mataku menetes dan tiba-tiba bayangan itu mulai pudar dan menghilang.

_END_